Selasa, 09 November 2010

Tak pernah / terpaksa Siap

Orang tua-tua dahulu sering kita dengar bahwa mereka kebanyakan menikah melalui proses dijodohkan, Dan mereka tak kenal dengan namanya pacaran. Kalau pun ada berpacaran hanya sebatas berkirim surat. Dan proses surat-menyurat ini secara tak sadar merupakan sarana kreatifitas dalam Sastra tepatnya penyaluran bakat bagi yang pintar mengarang. Karena itu mungkin Sastrawan-sastrawan besar bangsa ini di zaman Siti Nurbaya bisa jadi lahir berawal dari hobby berkirim surat pada pacar mereka. Seperti Sayuti Malik, Hamka, S T A, Selasih dan lain-lainnya ( Maaf kalau salah ).
Boleh dibilang orang tua-tua tersebut di atas, saat dinikahkan besar kemungkinannya tidak dalam keadaan siap, Namun mereka mampu membina rumah tangganya sampai beranak cucu.




Bagaimana dengan zaman sekarang....?
Jangan ditanya tentang pacaran, pasti pada pintar nyosor semua. Sampai-sampai yang namanya norma, adat-istiadat atau pun kaidah hampir seperti tidak pernah mereka kenal.
Dijalanan para remaja dengan santai bermesraan sambil berpegangan........., dan ber-ber lainnya.
Tapi coba tanya apa mereka sudah siap untuk menikah...? .Pasti mereka akan berusaha mengelak menghindari pertanyaan tersebut.
Pengen tau kapan mereka siap menikah....?  
Yaitu ketika bajak alah dulu dari bantiang.